Renungan: Kesaksian-Kesaksian Dari Medan Penginjilan
Oleh karena pertolongan Tuhan saja Support hamba Tuhan berjalan sampai saat ini dan KDP telah mendukung ratusan hamba Tuhan yang tersebar di seluruh pelosok negeri ini melalui dana yang diberikan setiap bulannya kepada masing-masing hamba Tuhan yang masih aktif menjangkau jiwa-jiwa yang belum mengenal Tuhan Yesus sebagai Juruselamat. Banyak kesaksian tentang suka dan duka yang dialami oleh hamba-hamba Tuhan dalam melayani umatNya, akan tetapi mereka tetap berdiri teguh kepada panggilan Allah sebagai tugas amanat agung sampai bumi penuh kemuliaanNya.
Di bawah ini kesaksian-kesaksian dari medan penginjilan:
Pdt. Stevanus Yadi: Pelayanan kami di suatu daerah tepatnya di desa kaliwungu, Jawa Tengah yang merupakan kota santri, di daerah tersebut kami merintis sebuah tempat pembinaan Iman. Kami awali dengan membina 3 keluarga, akan tetapi kami mendapat tantangan yang sangat berat dari lingkungan. Kami berhadapan dengan massa yang menentang kami sampai tiga kali. Mereka menentang adanya persekutuan doa di lingkungan mereka, bahkan maket gereja dari pihak developer mereka ambil dan mereka mendirikan tempat ibadah agama lain. Di daerah ini dengan intimidasi yang sangat kuat, tidak sedikit orang Kristen yang berpindah ke agama lain. Tantangan ini membuat kami semakin bergairah merebut jiwa mereka kembali bagi hormat dan kemuliaan nama Tuhan, sekarang sudah 20 jiwa kami menangkan. Dukung dan doakanlah pelayanan kami.
Pdt. David Walaa: Kami sekeluarga hamba Tuhan dipercayakan melayani di bekas daerah konflik tepatnya di dusun Kameasi, desa Kilo, Poso. Gereja dan rumah jemaat-jemaat yang kami layani sudah habis dibakar oleh kelompok radikal agama lain. Namun kami tetap bertahan di wilayah kami layani sudah habis dibakar oleh kelompok radikal agama lain. Namun kami tetap bertahan di wilayah kami dan hidup berharap kepada Tuhan, sehingga sekarang Tuhan sudah memulihkan keadaan kami.
Yunus Sutrisno (Jatim): Kami melayani seorang ibu bernama Sakiyah (52 thn) yang telah menerima Injil dan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ibu ini berani membayar harga dalam mengikut Kristus, yang mana dia rela dikucilkan oleh keluarga dan lingkungan masyarakat. Ibu ini tidak lagi mendapatkan jatah beras 5kg dari pemerintah karena namanya dicoret dari daftar. Ibu Sakiyah tetap teguh imannya kepada Tuhan dan tetap setia dalam ibadah.
Ancaman juga datang kepada kami dari masyarakat agama lain supaya kami menghentikan penginjilan, posisi kami tidak aman. Kami sekeluarga tidak gentar menghadapinya sebab itu merupakan tugas amanat agung, hidup bagi kami adalah Kristus dan mati adalah suatu keuntungan besar. Doakan kami yang ada di Aceh Tenggara.
Source:
Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei – Juni 2010
0 komentar:
Posting Komentar